20 February 2008

" Siapapun Presidennya.."



Sudah lama saya selalu menyatakan kalimat bahwa “ siapapun yang jadi presiden saat ini pasti akan mengalami kemumetan yang luar biasa kurang lebih seperti yang dialami pak SBY saat ini..”

Banyak saya dengar suara-suara yang menghujat SBY, bla3x, lebih baik jaman orde baru lah.., pemerintahan SBY tidak menunjukkan hasil kerja yang memuaskan lah, dsb.. Saya tidak sedikitpun bermaksud membela Pak SBY, tetapi saya berusaha menelaah kinerja kabinetnya secara berimbang dan fair. Kita jangan hanya melihat kekurangan2nya saja. Tetapi kita juga harus menghargai apa2 saja kemajuan dan nilai plus yang sudah dilakukan dan diperoleh oleh SBY cs. Memimpin Negara, mengakomodasi dan mengagregasi pendapat serta kepentingan dua ratus juta lebih rakyat tentu tidak mudah. Apalagi dia menjabat saat Negara ini sudah dalam keadaan yang cukup memprihatinkan. Dia mewarisi permasalahan dari rezim presiden yang lalu2, Alm. Soeharto, BJ Habibie, Gus Dur dan Megawati. Contoh konkritnya, masalah utang luar negeri yang gile bener angkanya, diwariskan oleh mendiang Soeharto, yang sampai sekarang masih belum disadari oleh sebagian rakyat Indonesia. Kenaikan BBM yang bombastis pada awal pemerintahan Sby adalah warisan yang harus dia tanggung atas kesepakatan yang dibuat pemerintahan Megawati di akhir masa jabatannya dalam menghadapi kenaikan harga minyak dunia yang gila2an. Ibarat pepatah orang Jawa: “Ora melu mangan nongko nanging melu gupak pulute” (tidak ikut makan nangk tapi ikut kena getahnya). Saya tahu benar hal ini karena saya melakukan riset resolusi konflik distribusi Subsidi/Bantuan Langsung Tunai Program Kompensasi Pengurangan Subsidi BBM (skripsi saya). Pemerintahan SBY tidak punya pilihan lain untuk mengurangi subsidi BBM (menaikkan harga BBM bahasa populernya), tetapi dia memiliki program kompensasi melalui BLT/SLT tsb. Meski masih ada banyak kekurangan juga pada teknis implementasinya, Karena sepertinya program kompensasi tsb belum cukup matang untuk bisa dijalankan. "Niate apik nanging kesusu, kurang mateng rembuge.."

Dan entah siapapun yang akan maju mencalonkan diri menjadi RI I 2009 nanti, saya yakin orang tsb juga akan menghadapi masalah2 dan pekerjaan2 yang sama beratnya dengan yang dialami Pak SBY saat ini. Amien Rais, Wiranto, Megawati, SBY (lagi), Gus Dur, bahkan jika Sinuhun HB X maju pun, nantinya akan menghadapi persoalan2 bangsa yang tengah dihadapi SBY cs saat ini. Maka, mulailah untuk para calon untuk memetakan permasalahan bangsa dan menelaah lebih lanjut mengenai strategi penyelenggaraan Negara ke depan, seandaianya salah satu dari anda terpilih, agar tidak terjebak pada kesalahan2 masa lalu, dan dapat menuntun bangsa Negara ini ke kondisi yang lebih sejahtera lahir batin kedepannya.

Dari pribadi saya sebagai rakyat Ngayogyakarta Hadingingrat, mending Sinuhun ndak usah njago aja, meskipun punya kans yang cukup besar secara politis. Nanti ndhak malah klera-kleru, wibawa jatuh, terjadi delegitimasi rakyat jogja dan Jogja pasti akan kehilangan figur seorang Raja yang mengayomi.. Mending UU keistimewaan DIY segera ditetapkan dengan menetapkan bahwa Gubernur DIY adalah Sultan HB dan Wakil Gubernur adalah Sri Paduka Pakualam begitu dan seterusnya, tanpa melalui Pilkada. Karena itulah ciri utama keistimewaan DIY.. “jangan diganggu gugat..” Toh tidak dengan Pilkada pun, Jogja sudah aman, tenteram dan damai. Dan dana yang akan dianggarkan untuk Pilkada DIY bila akhirnya batal, malah bisa mengurangi defisit APBN dan mengurangi utang luar negeri. “Tull gak kawan-kawan?”

Kita lihat tahun depan, siapa yang akan terpilih untuk memimpin negara kita tercinta ini.. Jangan hanya dikritisi, tetapi juga disupport dan dihargai... Pokoke Presiden nanti harus memegang filosofi "Ojo rumongso biso, nanging bisoo rumongso..." (Jangan merasa bisa tetapi bisalah merasa)..

 
blog design by suckmylolly.com

Template Modified and Brought to you by : AllBlogTools.com blogger templates