15 August 2008

“Cantik” Versi Kapitalis, Globalisasi dan Media

cantik natural

Berkulit putih halus, berambut panjang, hitam, berkilau, langsing tinggi semampai, bermata besar, bulu mata lentik, jari lentik, bla..bla..bla.. Yah, sering sudah kita temui beberapa iklan produk kecantikan mulai dari sabun, shampoo, hand&body lotion, whitening cream, mascara hingga perlengkapan fashion mulai dari pakaian sampai aksesoris yang branded. Semua kapitalis tentu saja berusaha meraup untung sebanyak-banyaknya dengan berlomba-lomba untuk mempengaruhi para calon pembeli dalam hal ini wanita agar membeli dan memakai produknya. Iklan pemutih, modelnya bule atau yang berwajah indo. Jelas aja..putih, orang pigmen mereka aja udah beda dengan pigmen orang asli Indonesia.. Gak make sense banget ya…?!

Karena ini blog pribadi saya, saya memandang hal ini tentu dengan kacamata saya sebagai seorang wanita Indonesia. Menurut saya, media memang merupakan kendaraan yang tepat dan strategis dari kapitalisme dan globalisasi. Melalui media, para kapitalis gencar menawarkan dagangannya dengan iming-iming yang sering tidak masuk akal. Sepertinya standard “cantik” pun sudah mulai diglobalkan/diseragamkan. Dan sepertinya memang pengaruh Globalisasi udah menggila.

Dengan banyaknya media massa asing dan agen-agennya yang bercokol di negeri kita, lambat laun standard “cantik” di jaman nenek kita semakin digerus dengan pasti dan digantikan dengan standard “cantik” versi global. Disadari atau tidak, inilah yang terjadi. Jaman nenek kita dulu, cantik itu ayu alami, alisnya hitam lebat, rambut panjang tergerai/dikepang, bajunya serasi tapi santun, senyumnya manis tetapi tidak “menggoda”/”mengundang”, dan tidak berpatok pada warna kulit. Jaman dulu, orang cantik bisa dihitung. Karena kecantikan jaman dulu masih alami.

Tetapi di era yang semakin mengglobal ini, apalagi dengan standard cantik yang mulai mengglobal, terciptalah pasar kecantikan. Muncul banyak demand dari para wanita berduit dan memprioritaskan penampilan, sekaligus menjamurnya beberapa pengusaha/perusahaan yang dengan cerdas dan sigap memberikan supply kepada mereka. Uang memang bisa mengubah segalanya. Gak Cuma salah jadi benar, tapi yang biasa aja pun bisa langsung cantik klo dia punya duit dan mengakses penyedia fasilitas jasa dan produk kecantikan yang berkualitas (dan tentu mahal). Peralatan yang semakin canggih semakin mempermudah akses setiap wanita yang berduit untuk menjelma menjadi cantik. Mulai dari bedah plastik, suntik zat2 tertentu, krim/lotion mahal, perawatan muka, seluruh tubuh, sampai perawatan organ intim bisa diakses rutin, dan semakin membuat wanita pengaksesnya semakin bening, kinclong, enak dilihat dan pada akhirnya didapat kesimpulan: “cantik”. Apalagi ditunjang dengan fashion kumplit yang berkiblat dari “Barat”. Sudah mirip ikon kecantikan Barat: “Barbie”.

Sebagai anak bangsa yang punya jati diri kebangsaan, adat ketimuran kita perlu mawas diri. Apalagi kita kaum wanita. Kita tidak perlu terpancang apalagi terobsesi dengan standard cantik versi kapitalis, globalisasi ataupun versi media massa. Karena sesungguhnya setiap wanita Indonesia itu cantik dengan keunikannya masing-masing. Lagipula Tuhan Maha Adil, saya sangat percaya itu. Tiada manusia yang diciptakan dengan kesempurnaan. Sempurna outlooknya seperti Barbie. Tetapi kita perlu melihat dari sisi personalitynya, pemikirannya. Belum tentu si Barbie itu punya innerbeauty dan personality yang baik. Bisa saja si Barbie adalah wanita yang terobsesi dengan kecantikannya dan selalu menomorsatukan penampilannya. “Who knows?”

Kondisi ini membuat saya merumuskan definisi cantik menurut versi saya sendiri. Kecantikan menurut saya adalah sebuah paket lengkap dalam satu kesatuan pribadi yang utuh dari seorang wanita. Seorang wanita yang berpenampilan bersih, rapi, santun, berbadan sehat, ramah, bisa membawa diri dan menjaga diri dimanapun dia berada, mempunyai jati diri, memliki kepandaian/keahlian/bakat positif (di bidang apa saja) dan memiliki pemikiran dan sikap positif yang terintegrasi ke dalam dirinya. Meski saya yakin banyak orang yang tidak sepakat, tetapi itulah definisi “cantik” menurut hati nurani saya.. Mari kita syukuri kecantikan alami yang telah Tuhan karuniakan kepada kita..

Alhamdulillah…”



11 comments:

Firdaus Ariefatosa said...

he..he.. jadi ceritanya menggugat nurani ya... ya deh, saya dukung. Iklan dengan model seperti itu memang kemudian membuat beberapa wanita Indonesia kemudian "meniru" kecantikan "versi" seperti itu.

Padahal tau sendiri, pantes juga kagak... he..he..

Kalo "ganteng" versi kapitalis ada juga gak? .. ada ya...

MBAH IM said...

He..he..Sungguh beruntungnya si Joel de Franco kalo nantinya dapat istri yang 'eksotis' luar dalam seperti itu.

Haris Firdaus said...

kecantikan dan hal2 lainnya memang bs distandarisasi oleh media massa. tapi individu ato kelompok sosial jg punya daya utk melawannya. tenang, dee! he2.

Ngatini said...

cantik jaman sekarang gak ada yang unik nyah, betul selalu rambut panjang dan kulit putih..trus buat yang iteng kaya aku kan kasian..trus yang suka potongan cepak gimana downk..

buat aku yang cantik itu adalah yang bisa tampil unik..

suarahimsa said...

makanya, kita harus segera menciptakan versi cantik menurut diri kita sendiri, cantik tanpa bentukan media massa.karena kita sudah masuk dalam lingkaran global dan terhomogonisasi dengan produk2 budaya global...cantik adalah sebuah industri

espito said...

se7. cantik tak bisa dikategorisasikan dari satu sudut pandang saja, apalagi sudut pandang media..

inner beauty is more than outer one..

Lovely Dee said...

@ firdaus.a: saya hanya mau menggugat nurani orang2 yang mulai terseret arus globalisasi ajah..

@ jeng ngatini: Makanya jeng, aq bikin definisi cantik sendiri di paragraf akhir.. Dan memang, setiap wanita Indonesia cantik dengan keunikannya masing2.. Lagipula, kulit sawo matang 'kan eksotik..

Anonymous said...

banyak wanita di Indonesia tahu ada yang salah dengan cantik versi media yang sekarang, tapi teta sajap banyak yang mengekor bagitu saja. Aneh kan? Apa ini bentuk ketidakpercayadirian dari penduduk bangsa ini?

Anonymous said...

The best quality components are used to insure the highest quality toning tables
manufactured anywhere. This doesn't mean drinking vast amounts of water just prior to a workout, but sustained daily hydration. In return for trainer's
competence, you should be a great client by pushing yourself without whining, being punctual,
friendly, and above all ' showing up at the gym even when you don't feel like it' or even when it's raining.


Take a look at my homepage :: da0zero.com

Anonymous said...

уοu are іn rеality a just right webmastеr.
The wеb ѕite loadіng pасe is amazing.

It soгt of feels thаt you аre dοіng any distіnctіѵe triсk.

Alѕo, The contentѕ аre maѕtеrworκ.
you've performed a wonderful process on this subject!

Here is my site ... Payday Loans

Anonymous said...

Thе dеvicе waѕ exрecteԁ to unveil that new modеl.
2 GH z along with 2 GB of RAM, 16 GB or 32 GB internal memory with room fоr expanѕion, аn 8 Megapіxel camera
same as S2 but with a twist. Sаmsung said it will
dо sο" this fall. Samsung Galaxy S is equally at home in the workplace and for personal use.

 
blog design by suckmylolly.com

Template Modified and Brought to you by : AllBlogTools.com blogger templates